Sabtu, 05 April 2014

MAKALAH DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Dalam hal untuk meningkatkan perkembangan suatu wilayah perlu dilakukan berbagai macam perencanaan yang salah satunya berhubungan dengan peranan teknologi dalam meningkatkan daya saing dalam suatu wilayah. berikut saya akan memberikan sebuah referensi dan semoga dapat bermanfaat bagi semua. check it out :)

MAKALAH
DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
“PERANAN TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING WILAYAH”
“Konsep Daya Saing Perspektif Teknologi”




OLEH
FACHRUL ISLAMI
E 281 11 007

PROGRAMSTUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Makalah ini. Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Oleh karena itu makalah ini sangatlah berguna untuk kami, karena dapat memperluas informasi yang lebih banyak dan lebih lengkap.Untuk menunjang pemahaman mengenai peranan teknologi terhadap daya saing wilayah.
Akhir kata, terima kasih atas perhatian yang telah diberikan.  Oleh karena itu, saran dan kritik tetap kami perlukan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Palu, april 2014


  Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Pembahasan mengenai konsep daya saing tidak bisa dilepaskan dari evolusi teori daya saing itu sendiri. Pada awalnya teori daya saing secara spesifik membahas tentang kemampuan suatu perusahaan agar tetap survive dalam pasar yang dinamis. Dari teori daya saing pada tingkat perusahaan dalam suatu negara, kemudian berkembang menjadi suatu konsep daya saing antarnegara. Dalam bagian ini selain menjelaskan tentang evolusi teori daya saing, dicontohkan pula beberapa pengukuran atau pemeringkatan daya saing dengan metodologi yang berbeda-beda dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia.
            Secara garis besar, munculnya teori daya saing bermula dari teori perdagangan dan secara perlahan-lahan berkembang ke arah model keunggulan bersaing. Dimulai dari teori merkantilisme, keunggulan absolut, keunggulan komparatif, faktor endowment, Leontif paradox, spesifikasi produk, siklus hidup produk, skala ekonomi, dan keunggulan daya saing.
            Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional. Salah satu tokoh besar yang lahir pada zaman merkantilisme adalah Thomas Mun. Mun berhasil menelurkan hasil pemikirannya dalam bukunya yang berjudul England’s Treasure by Foreign Trade yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap teori perdagangan internasional. Mun berpendapat bahwa untuk meningkatkan kekayaan negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan dan karena itu pedoman yang harus dipegang teguh oleh suatu negara adalah mengusahakan agar nilai ekspor ke luar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang diimpor oleh negara itu. Mun juga berpendapat jika suatu negara lewat perdagangan memperoleh banyak uang, jangan sampai modal itu hilang justru karena uang itu tidak dipergunakan untuk berdagang lagi.
            Julukan merkantilisme pada dasarnya diberikan kepada aliran atau paham ini oleh para kritikus ekonomi khususnya Adam Smith. Sebutan merkantilisme mengandung makna menyamakan suatu bangsa atau negara dengan kebijakan seorang pedagang, yang berusaha mendapatkan hasil yang lebih besar pada waktu menjual dibandingkan dengan apa yang dikeluarkannya ketika membeli dan dengan demikian meningkatkan kekayaan perusahaannya.
            Perdagangan internasional akan terjadi apabila terdapat kesempatan memperoleh surplus neraca transaksi berjalan (current account). Oleh karena itu, kegiatan ekspor-impor diletakkan sebagi lokomotif utama yang dipicu melalui peningkatan industri dalam negeri.
1.2 Rumusan Masalah
            Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang peranan teknologi dalam meningkatkan daya saing dengan berdasarkan dari teori-teori daya saing.
1.3 Tujuan
            Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui pentingnya teknologi untuk meningkatkan daya saing suatu wilayah atau negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Teknologi
            Teknologi adalah semua pengetahuan, produk, proses, peralatan, metode dan sistem yang digunakan dalam penciptaan barang dan dalam penyediaan jasa (Khalil, 2000). Teknologi selalu tersedia pada setiap proses transformasi produksi dan/atau operasi, yaitu proses mengubah input menjadi output.
Komponen Teknologi
            Teknologi tersebut selanjutnya dirinci dalam empat komponen teknologi, yaitu:
1.      Technoware (T): object-embodied technology=physical fasilities=perangkat teknis=peralatan produksi, mencakup: peralatan, perlengkapan, mesin-mesin, kendaraan bermotor, pabrik, infrastruktur fisik dan barang modal lainnya yang digunakan dalam mengoperasikan suatu proses transformasi.
2.      Humanware (H): person-embodied technology= human abilities= kemampuan sumberdaya manusia, meliputi: pengetahuan, keterampilan/keahlian, kebijakan, kreatifitas, prestasi dan pengalaman seseorang atau sekelompok orang dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan/atau input antara yang tersedia.
3.      Infoware (I): document-embodied technology= documented fact= perangkat informasi, berkaitan dengan proses, prosedur, teknik, metode, teori, spesifikasi, desain, observasi, manual dan fakta lainnya yang diungkapkan melalui publikasi, dokumen dan cetak biru.
4.      Orgaware (O): institution-embodied technology= organizational frameworks= perangkat organisasi/ kelembagaan dan peraturan yang dibutuhkan untuk mewadahi perangkat teknis, kemajuan sumberdaya manusia dan perangkat informasi terdiri dari praktek-praktek manajemen, keterkaitan dan pengaturan organisasi untuk mencapai hasil yang positif.

Kerangka Dasar Pengkajian Teknologi
            Kerangka dasar untuk mengkaji tentang teknologi meliputi kajian terhadap kandungan teknologi, status teknologi, kemampuan teknologi dan iklim teknologi.
Kandungan Teknologi (technology content)
            Analisis kandungan teknologi menggunakan pendekatan teknometrik. Pendekatan ini bertujuan untuk mengukur kontribusi gabungan dari keempat komponen teknologi dalam suatu proses transformasi input menjadi output. Kontribusi gabungan tersebut disebut kontribusi teknologi. Manfaat dari analisis kandungan teknologi ini adalah sebagai alat pendukung pengambilan keputusan dan alat untuk memformulasikan kebijakan dan perencanaan pembangunan.
Status Teknologi (technology status): industri
            Pengkajian status teknologi dapat digunakan untuk menunjukkan perbandingan atau perbedaan tingkat teknologi antarnegara atauantar wilayah pada level industri yang sama. Hasil kajian tersebut digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam pengembangan teknologi secara tepat, cepat dan efisien. Terdapat enam aspek yang berkaitan dengan model pengkajian status teknologi. Keenam aspek tersebut adalah (i) karakteristik komponen teknologi; (ii) nilai tambah kandungan teknologi; (iii) kandungan impor; (iv) kandungan ekspor; (v) tahap pengembangan teknologi; dan (vi) tingkat inovasi.
Kemampuan Teknologi
            Pengkajian kemampuan teknologi pada dasarnya merupakan gabungan antara kemampuan mengembangkan teknologi sendiri dan kemampuan mengasimilasikan teknologi impor. Kemampuan menggabungkan keduanya juga ditentukan oleh seberapa jauh infrastruktur pengembangan teknologi yang tersedia. Selain itu juga dipengaruhi oleh profil sumberdaya alam dan sumberdaya manusia.
Iklim Teknologi (technology climate): Makro Spasial
            Analisis iklim teknologi dapat menyediakan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan suatu wilayah berkaitan dengan budaya teknologi, yaitu sesuatu yang mengacu kepada sikap berpikir. Iklim teknologi dapat diciptakan melalui pendidikan teknologi termasuk mempopulerkan teknologi dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya teknologi, masyarakat teknologi dan komunitas teknologi. Berdasarkan pengkajian iklim teknologi, banyak program yang harus dirumuskan dan dilaksanakan untuk memfasilitasi pengembangan budaya teknologi, seperti gerakan iptek, media massa, televisi, technology expo, perpustakaan ilmiah populer dan pengembangan sikap terhadap teknologi.


Kebutuhan Teknologi (technology need): Spasial.    
            Analisis kebutuhan teknologi dimaksudkan untuk merumuskan resep normatif dalam mencapai kemandirian teknologi dalam bidang-bidang tertentu. Analisis kebutuhan teknologi perlu dilaksanakan secara paralel dengan analisis kemampuan teknologi. Hasil analisis kebutuhan dan kemampuan teknologi secara bersama-sama akan digunakan oleh pihak yang berwenang untuk mengidentifikasi kesenjangan teknologi yang harus dijembatani, sehingga dapat ditentukan spesialisasi jenis teknologi yang perlu dikembangkan.
2.2 Daya saing Wilayah: Perspektif Teknologi
            Keunggulan wilayah dalam penguasaan, pengembangan dan atau pemanfaatan teknologi akan menentukan dayasaing wilayah tersebut. Dalam hal wilayah tersebut mempunyai kemampuan dan unggul relatif terhadap wilayah yang lain, maka wilayah tersebut dapat dikatakan mempunyai posisi daya saing dalam perspektif teknologi yang baik. Posisi strategis daya saing tersebut ditentukan oleh lingkungan eksternal, yaitu iklim teknologi, dan lingkungan internal, yaitu kemampuan teknologi.
Iklim Teknologi
            Iklim teknologi adalah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi komponen teknologi (T,H,I,O) dan tingkatan/ hirarki (perusahaan, industri, sektor, dan spasial) pengkajian.



Indikator iklim teknologi berupa:
a. Umum: tingkat perkembangan sosial ekonomi
b. Fasilitas kegiatan: keadaan sarana dan prasarana
c. Ketersediaan personil iptek dan pengeluaran anggaran untuk litbang
d. Produktivitas yaitu skenario iptek dalam sistem produksi.
e. Sumberdaya dasar: skenario iptek di dunia akademis
f. Tingkat inovasi: kemajuan dan usaha pada bidang khusus
g. Peraturan dan intensif: komitmen makro pengembangan iptek.
Kemampuan Teknologi
            Kemampuan teknologi adalah kemampuan suatu wilayah untuk mengembangkan teknologinya sendiri serta mengasimilasikan berbagai jenis teknologi impor. Kemampuan teknologi ditentukan oleh (i) kualitas sistem pendidikan; (ii) kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sistem produksi; (iii) efektifitas dan fasilitas litbang; (iv) kekuatan untuk melakukan perundingan dan penawaran dan (v) perdagangan internasional. Adapun indikator kemampuan teknologi berupa (i) profil sumberdaya alam; (ii) profil sumberdaya manusia; (iii) profil infrastruktur teknologi dan (iv) profil struktur teknologi.
            Menurut Frasman (1984), elemen-elemen kemampuan teknologi berupa :
Kemampuan mencari berbagai alternatif teknologi yang ada, baik lokal maupun impor, Kemampuan mengadaptasi dan menguasai teknologi impor dan mengaplikasikannya ke dalam proses produksi lokal, Kemampuan mengembangkan teknologi yang sudah ada sebagai bagian dari proses inovasi secara bertahap. Kemampuan melembagakan upaya-upaya inovasi yang bersifat unggulan. Kemampuan menyelenggarakan penelitian dasar.
            Sedangkan menurut UNIDO (1986), elemen-elemen tersebut meliputi :
· Kemampuan mendidik dan melatih sumberdaya manusia
· Kemampuan melaksanakan penelitian dasar
· Kemampuan membangun fasilitas labolatorium
· Kemampuan mencari, mengenali dan mengadaptasi teknologi.
· Kemampuan menyediakan fasilitas penunjang dan jaringan informasi.

















DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Erani. 2002. Pembangunan dan Krisis, Memetakan Perekonomian Indonesia. Jakarta : PT. Grasindo.
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2006. Prakarsa Teknologi Untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa. Komisi Ilmu Rekayasa. Jakarta
Kynge, J. 2006. China Shakes the World: The Rise of a Hungry Nation. Weidenfeld & Nicolson, London.
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia.Jakarta:Rajawali pers.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar


widgeo.net