Dalam hal untuk meningkatkan perkembangan suatu wilayah perlu dilakukan berbagai macam perencanaan yang salah satunya berhubungan dengan peranan teknologi dalam meningkatkan daya saing dalam suatu wilayah. berikut saya akan memberikan sebuah referensi dan semoga dapat bermanfaat bagi semua. check it out :)
MAKALAH
DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
WILAYAH
“PERANAN TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING WILAYAH”
“Konsep Daya Saing Perspektif Teknologi”
OLEH
FACHRUL ISLAMI
E 281 11 007
PROGRAMSTUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Makalah ini. Makalah ini memberi perhatian yang besar terhadap ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu makalah ini sangatlah berguna
untuk kami, karena dapat memperluas
informasi yang lebih banyak dan lebih lengkap.Untuk menunjang pemahaman mengenai peranan teknologi terhadap daya
saing wilayah.
Akhir kata, terima kasih
atas perhatian yang telah diberikan.
Oleh karena itu, saran dan kritik tetap kami perlukan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Palu, april 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan
mengenai konsep daya saing tidak bisa dilepaskan dari evolusi teori daya saing
itu sendiri. Pada awalnya teori daya saing secara spesifik membahas tentang
kemampuan suatu perusahaan agar tetap survive dalam pasar yang dinamis. Dari
teori daya saing pada tingkat perusahaan dalam suatu negara, kemudian
berkembang menjadi suatu konsep daya saing antarnegara. Dalam bagian ini selain
menjelaskan tentang evolusi teori daya saing, dicontohkan pula beberapa
pengukuran atau pemeringkatan daya saing dengan metodologi yang berbeda-beda
dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia.
Secara
garis besar, munculnya teori daya saing bermula dari teori perdagangan dan
secara perlahan-lahan berkembang ke arah model keunggulan bersaing. Dimulai
dari teori merkantilisme, keunggulan absolut, keunggulan komparatif, faktor endowment,
Leontif paradox, spesifikasi produk, siklus hidup produk, skala ekonomi, dan
keunggulan daya saing.
Merkantilisme
pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa penimbunan uang,
atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah
dijadikan tujuan utama kebijakan nasional. Salah satu tokoh besar yang lahir
pada zaman merkantilisme adalah Thomas Mun. Mun berhasil menelurkan hasil
pemikirannya dalam bukunya yang berjudul England’s Treasure by Foreign Trade
yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap teori perdagangan
internasional. Mun berpendapat bahwa untuk meningkatkan kekayaan negara, cara
yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan dan karena itu pedoman yang harus
dipegang teguh oleh suatu negara adalah mengusahakan agar nilai ekspor ke luar
negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang diimpor oleh negara itu. Mun
juga berpendapat jika suatu negara lewat perdagangan memperoleh banyak uang,
jangan sampai modal itu hilang justru karena uang itu tidak dipergunakan untuk
berdagang lagi.
Julukan
merkantilisme pada dasarnya diberikan kepada aliran atau paham ini oleh para
kritikus ekonomi khususnya Adam Smith. Sebutan merkantilisme mengandung makna
menyamakan suatu bangsa atau negara dengan kebijakan seorang pedagang, yang
berusaha mendapatkan hasil yang lebih besar pada waktu menjual dibandingkan
dengan apa yang dikeluarkannya ketika membeli dan dengan demikian meningkatkan
kekayaan perusahaannya.
Perdagangan internasional akan
terjadi apabila terdapat kesempatan memperoleh surplus neraca transaksi
berjalan (current account). Oleh karena itu, kegiatan ekspor-impor diletakkan
sebagi lokomotif utama yang dipicu melalui peningkatan industri dalam negeri.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini akan menjelaskan
tentang peranan teknologi dalam meningkatkan daya saing dengan berdasarkan dari
teori-teori daya saing.
1.3 Tujuan
Makalah
ini dibuat bertujuan untuk mengetahui pentingnya teknologi untuk meningkatkan
daya saing suatu wilayah atau negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Teknologi
Teknologi
adalah semua pengetahuan, produk, proses, peralatan, metode dan sistem yang
digunakan dalam penciptaan barang dan dalam penyediaan jasa (Khalil, 2000).
Teknologi selalu tersedia pada setiap proses transformasi produksi dan/atau
operasi, yaitu proses mengubah input menjadi output.
Komponen
Teknologi
Teknologi
tersebut selanjutnya dirinci dalam empat komponen teknologi, yaitu:
1. Technoware
(T): object-embodied technology=physical fasilities=perangkat teknis=peralatan
produksi, mencakup: peralatan, perlengkapan, mesin-mesin, kendaraan bermotor,
pabrik, infrastruktur fisik dan barang modal lainnya yang digunakan dalam
mengoperasikan suatu proses transformasi.
2. Humanware
(H): person-embodied technology= human abilities= kemampuan sumberdaya manusia,
meliputi: pengetahuan, keterampilan/keahlian, kebijakan, kreatifitas, prestasi
dan pengalaman seseorang atau sekelompok orang dalam memanfaatkan sumberdaya
alam dan/atau input antara yang tersedia.
3. Infoware
(I): document-embodied technology= documented fact= perangkat informasi,
berkaitan dengan proses, prosedur, teknik, metode, teori, spesifikasi, desain,
observasi, manual dan fakta lainnya yang diungkapkan melalui publikasi, dokumen
dan cetak biru.
4.
Orgaware (O): institution-embodied technology=
organizational frameworks= perangkat organisasi/ kelembagaan dan peraturan yang
dibutuhkan untuk mewadahi perangkat teknis, kemajuan sumberdaya manusia dan
perangkat informasi terdiri dari praktek-praktek manajemen, keterkaitan dan
pengaturan organisasi untuk mencapai hasil yang positif.
Kerangka Dasar Pengkajian Teknologi
Kerangka dasar untuk mengkaji
tentang teknologi meliputi kajian terhadap kandungan teknologi, status
teknologi, kemampuan teknologi dan iklim teknologi.
Kandungan Teknologi (technology content)
Analisis kandungan teknologi
menggunakan pendekatan teknometrik. Pendekatan ini bertujuan untuk mengukur
kontribusi gabungan dari keempat komponen teknologi dalam suatu proses
transformasi input menjadi output. Kontribusi gabungan tersebut disebut
kontribusi teknologi. Manfaat dari analisis kandungan teknologi ini adalah
sebagai alat pendukung pengambilan keputusan dan alat untuk memformulasikan
kebijakan dan perencanaan pembangunan.
Status Teknologi (technology status): industri
Pengkajian status teknologi dapat
digunakan untuk menunjukkan perbandingan atau perbedaan tingkat teknologi
antarnegara atauantar wilayah pada level industri yang sama. Hasil kajian
tersebut digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
pengembangan teknologi secara tepat, cepat dan efisien. Terdapat enam aspek
yang berkaitan dengan model pengkajian status teknologi. Keenam aspek tersebut
adalah (i) karakteristik komponen teknologi; (ii) nilai tambah kandungan
teknologi; (iii) kandungan impor; (iv) kandungan ekspor; (v) tahap pengembangan
teknologi; dan (vi) tingkat inovasi.
Kemampuan Teknologi
Pengkajian kemampuan teknologi pada
dasarnya merupakan gabungan antara kemampuan mengembangkan teknologi sendiri
dan kemampuan mengasimilasikan teknologi impor. Kemampuan menggabungkan
keduanya juga ditentukan oleh seberapa jauh infrastruktur pengembangan
teknologi yang tersedia. Selain itu juga dipengaruhi oleh profil sumberdaya
alam dan sumberdaya manusia.
Iklim Teknologi (technology climate): Makro Spasial
Analisis
iklim teknologi dapat menyediakan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan
suatu wilayah berkaitan dengan budaya teknologi, yaitu sesuatu yang mengacu
kepada sikap berpikir. Iklim teknologi dapat diciptakan melalui pendidikan
teknologi termasuk mempopulerkan teknologi dalam rangka meningkatkan kesadaran
akan pentingnya teknologi, masyarakat teknologi dan komunitas teknologi.
Berdasarkan pengkajian iklim teknologi, banyak program yang harus dirumuskan
dan dilaksanakan untuk memfasilitasi pengembangan budaya teknologi, seperti
gerakan iptek, media massa, televisi, technology expo, perpustakaan ilmiah
populer dan pengembangan sikap terhadap teknologi.
Kebutuhan Teknologi (technology need): Spasial.
Analisis kebutuhan teknologi
dimaksudkan untuk merumuskan resep normatif dalam mencapai kemandirian
teknologi dalam bidang-bidang tertentu. Analisis kebutuhan teknologi perlu
dilaksanakan secara paralel dengan analisis kemampuan teknologi. Hasil analisis
kebutuhan dan kemampuan teknologi secara bersama-sama akan digunakan oleh pihak
yang berwenang untuk mengidentifikasi kesenjangan teknologi yang harus
dijembatani, sehingga dapat ditentukan spesialisasi jenis teknologi yang perlu
dikembangkan.
2.2 Daya
saing Wilayah: Perspektif Teknologi
Keunggulan wilayah dalam penguasaan,
pengembangan dan atau pemanfaatan teknologi akan menentukan dayasaing wilayah
tersebut. Dalam hal wilayah tersebut mempunyai kemampuan dan unggul relatif
terhadap wilayah yang lain, maka wilayah tersebut dapat dikatakan mempunyai
posisi daya saing dalam perspektif teknologi yang baik. Posisi strategis daya
saing tersebut ditentukan oleh lingkungan eksternal, yaitu iklim teknologi, dan
lingkungan internal, yaitu kemampuan teknologi.
Iklim Teknologi
Iklim
teknologi adalah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi komponen teknologi
(T,H,I,O) dan tingkatan/ hirarki (perusahaan, industri, sektor, dan spasial)
pengkajian.
Indikator iklim teknologi berupa:
a. Umum: tingkat perkembangan sosial ekonomi
b. Fasilitas kegiatan: keadaan sarana dan prasarana
c. Ketersediaan personil iptek dan pengeluaran
anggaran untuk litbang
d. Produktivitas yaitu skenario iptek dalam sistem
produksi.
e. Sumberdaya dasar: skenario iptek di dunia akademis
f. Tingkat inovasi: kemajuan dan usaha pada bidang
khusus
g. Peraturan
dan intensif: komitmen makro pengembangan iptek.
Kemampuan Teknologi
Kemampuan
teknologi adalah kemampuan suatu wilayah untuk mengembangkan teknologinya
sendiri serta mengasimilasikan berbagai jenis teknologi impor. Kemampuan
teknologi ditentukan oleh (i) kualitas sistem pendidikan; (ii) kualitas dan
kuantitas sarana dan prasarana sistem produksi; (iii) efektifitas dan fasilitas
litbang; (iv) kekuatan untuk melakukan perundingan dan penawaran dan (v)
perdagangan internasional. Adapun indikator kemampuan teknologi berupa (i)
profil sumberdaya alam; (ii) profil sumberdaya manusia; (iii) profil
infrastruktur teknologi dan (iv) profil struktur teknologi.
Menurut
Frasman (1984), elemen-elemen kemampuan teknologi berupa :
Kemampuan mencari berbagai alternatif teknologi yang ada, baik lokal maupun impor, Kemampuan mengadaptasi dan menguasai teknologi impor dan mengaplikasikannya ke dalam proses produksi lokal, Kemampuan mengembangkan teknologi yang sudah ada sebagai bagian dari proses inovasi secara bertahap. Kemampuan melembagakan upaya-upaya inovasi yang bersifat unggulan. Kemampuan menyelenggarakan penelitian dasar.
Kemampuan mencari berbagai alternatif teknologi yang ada, baik lokal maupun impor, Kemampuan mengadaptasi dan menguasai teknologi impor dan mengaplikasikannya ke dalam proses produksi lokal, Kemampuan mengembangkan teknologi yang sudah ada sebagai bagian dari proses inovasi secara bertahap. Kemampuan melembagakan upaya-upaya inovasi yang bersifat unggulan. Kemampuan menyelenggarakan penelitian dasar.
Sedangkan
menurut UNIDO (1986), elemen-elemen tersebut meliputi :
· Kemampuan mendidik dan melatih sumberdaya manusia
· Kemampuan melaksanakan penelitian dasar
· Kemampuan membangun fasilitas labolatorium
· Kemampuan mencari, mengenali dan mengadaptasi
teknologi.
· Kemampuan menyediakan fasilitas penunjang dan
jaringan informasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Erani. 2002. Pembangunan
dan Krisis, Memetakan Perekonomian Indonesia. Jakarta : PT. Grasindo.
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
2006. Prakarsa Teknologi Untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa. Komisi
Ilmu Rekayasa. Jakarta
Kynge, J. 2006. China Shakes the
World: The Rise of a Hungry Nation. Weidenfeld & Nicolson, London.
Pohan, Aulia. 2008. Potret
Kebijakan Moneter Indonesia.Jakarta:Rajawali pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar