Senin, 21 Oktober 2013

KEBUTUHAN PESTISIDA PADA JAGUNG

    Dengan waktu yang sesingkat ini saya akan menjelaskan tentang beberapa teknik dalam menentukan kebutuhan air dan penggunaan fungisida pada satuan lahan perhektar. menurut pengalaman pribadi yang saya alami dalam melakukan penyemprotan pestisida terhadap tanaman jagung pada lahan seluas 5 ha harus memiliki ketelitian tersendiri agar sesuai dengan kebutuhan. berikut adalah penjelasan mengenai "KEBUTUHAN FUNGISIDA PADA TANAMAN JAGUNG" dengan diketahuinya beberapa faktor. "check it out"



Perhitungan penggunaan fungisida pada tanaman jagung dengan luas lahan 5 ha dan banyaknya penyemprotan.

Dik      :           luas lahan                    : 5 ha (50.000 m2)
                        volume semprot           : 3000 l/ha
                        Konsentrasi                 : 2 gram/l
                        Kapasitas tangki          : 15 liter
Dit       :          
A.    Hitunglah kebutuhan fungisida untuk tanaman jagung 5 ha
B.     Berapakah pengisian alat semprot untuk 5 ha

Jawab :

KEBUTUHAN FUNGISIDA UNTUK  TANAMAN JAGUNG PER HEKTAR ADALAH
                                                =       konsentrasi fungisida     X       volume semprot
                                      =       2 g/l   X       3.000 l/ha
                                      =       6.000 gram / ha atau 6 kg/ha
                        Jadi tanaman jagung memerlukan 6.000 g/ha atau 6 kg fungisida per hektar

A.    UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN FUNGISIDA TANAMAN JAGUNG 5 HA ADALAH
                                                =       6.000 g/ha   X       5 ha
                                      =       30.000 gram atau 30 kg
            Jadi  untuk memenuhi kebutuhan fungisida pada tanaman jagung dengan luas 5 ha diperlukan fungisida sebanyak 30.000 gram atau 30 kg

            Kebutuhan air untuk tanaman jagung 5 ha adalah
          KEBUTUHAN AIR 5 ha =  LUAS LAHAN   X Volume Semprot
                                                             10.000 m2 
                                                 =       50.000 m2     X 3000 l/ha
                                                          10.000 m2 
                                                 =         15.000 liter
  

B.     JUMLAH PENGISIAN ALAT SEMPROT UNTUK 5 ha
                                                =       15.000 liter
                                                    15 liter
                                      =       1000 kali

            Jadi banyaknya jumlah pengisian alat semprot untuk menyemprot tanaman jagung 5 ha adalah 1000 kali pengisian alat semprot
readmore...

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PADI

      Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sedikit pengetahuan tentang "TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PADI" yang berasal dari beberapa sumber-sumber informasi dan literatur yang kemudian di rangkum dalam suatu format makalah yang dibuat sebagai tugas mata kuliah saya. berikut susunan dari makalah tersebut, semoga dapat membantu dan menambah tinjauan pustaka dan literatur pembaca.


     MAKALAH TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PADI



I. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi. Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.
Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan airnya harus terpenuhi.
1.2    Rumusan masalah
         Dalam pembahasan makalah kali ini, ada beberapa topik yang menjadi masalah dalam makalah ini, yakni:
a.       Bagaimana sejarah tanaman padi?
b.      Klasifikasi tanaman padi?
c.       Morfologi tanaman padi?
d.      Bagaimana budidaya tanaman padi?
1.3    Tujuan
       Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca bisa lebih mengetahui sejarah hingga teknik budidayanya.



II. PEMBAHASAN
2.1     Sejarah Tanaman Padi
          Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat.     Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim  ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
2.2     Klasifikasi Tanaman Padi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi              : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas              : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas        : Commelinidae
Ordo                : Poales
Famili              : (suku rumput-rumputan)
Spesies            : Oryza sativa L.
2.3     Morfologi Tanaman Padi.
a.        Akar
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :
a)      Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
b)     Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c)      Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
d)     Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
b.        Batang.
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.

c.         Daun.
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
a)      Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b)      Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c)      Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
d.      Bunga
          Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga.
          Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (DepartemenPertanian, 1983).

Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
a)      kepala sari
b)      tangkai sari,
c)      palea (belahan yang besar),
d)     lemma (belahan yang kecil),
e)      kepala putik,
f)       tangkai bunga.
e.       Buah
          Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah
2.4     Teknik Budidaya
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa  dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.  
a.       Syarat Tumbuh
          Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. 
          Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7. 
b.      Persemaian 
          Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.  
a.       Penggunaan benih 
- Benih unggul 
- Bersertifikat 
- Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha 
b.      Persiapan lahan untuk persemaian 
- Tanah harus subur 
- Cahaya matahari 
- Pengairan 
- Pengawasan
c.       Pengolahan tanah calon persemaian 
- Persemaian kering 
- Persemaian basah 
- Persemaian sistem dapog 
d.      Penaburan benih  
Perlakuan sebagai upaya persiapan Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang agar terjadi proses tisiologis  
Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis
Lama perendaman benih , Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam  ( sebelumnya ditiriskan atau dietus ) Lamanya pemeraman, Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.  
Pelaksanaan menebar benih, Hal- hal yang hams diperhatikan dalam menebar benih adalah :  
- Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm 
- Benih tersebar rata  
- Kerapatan benih harus sama 
e.         Pemeliharaan persemaian 
1.      Pengairan  
Pada pesemaian secara kering 
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman  pengganggu /rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air  dan kedalamanya merupakan faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah.  
     Pada pesemaian basah 
          Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut : 
-  Bedengan digenangi air selama 24 jam 
-  Setelah genagan itu berlangsung  selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan macak-macak (nyemek-nyemek), kemudian benih mulai bisa disebar Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macakmacak ini, dimaksudkan agar benih  yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah.  
-    Benih tidak busuk akibat genagan air  
-  Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat 
-    Benih mendapat sinar matahari secara langsung  
Agar benih dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak hanyut. Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan bibit dari pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan. 
2.      Pemupukan dipersemaian 
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang  penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.  
c.       Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah 
          Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan  tanah sawah terdiri dari beberapa tahap : 
a)      Pembersihan
b)      Pencangkulan  
c)      Pembajakan  
d)     Penggaruan  
a. Pembersihan  
Selokan-selokan perlu dibersihkan Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos  
b.   Pencangkulan 
Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak 
c.  Membajak  
Ø  Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah  
Ø  Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk.  
Ø  Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah  
d.  Menggaru  
Ø  Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah 
Ø  Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah  
Ø  Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar  
Ø  Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan ¾ Permukaan tanah menjadi rata  ¾ Air yang merembes kebawah menjadi berkurang 
Ø  Sisa tanaman atau rumput akan terbenam  ¾ Penanaman menjadi mudah  ¾ Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam  
d.  Penanaman 
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah : 
a)      Persiapan lahan 
b)      Umur bibit  
c)      Tahap penanaman  
a.   Persiapan lahan 
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.  
b.  Umur bibit  
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it tersebut segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit 
c.  Tahap penanaman  
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu 
1.  Memindahkan bibit 
2.  Menanam
1)  Memindahkan bibit  
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.  
Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah : 
Ø  Bibit telah berumur 17 -25 hari 
Ø  Bibit berdaun 5 -7 helai  
Ø  Batang bagian bawah besar, dan kuat 
Ø  Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama) 
Ø  Bibit tidak terserang hama dan penyakit  Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan. 
2)  Menanam 
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :  
a)      Sistim larikan ( cara tanam )  
b)      Jarak tanam  
c)      Hubungan tanaman  
d)     Jumlah tanaman tiap lobang  
e)      Kedalam menanam bibit  
f)       Cara menanam 
a)  Sistim larikan ( cara tanam )  
Ø  Akan kelihatan rapi  
Ø  Memudahkan pemeliharaan terutama dalam  penyiangan  
Ø  Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat  
Ø  Dan perlakuan-perlakuan lainnya   
b)  Jarak tanam  
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada : 
1.      Jenis tanaman  
2.      Kesuburan tanah  
3.      Ketinggian tempat / musim 
1.Jenis tanaman  
Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
2. Kesuburan tanah 
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi  pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur. 3.Ketinggian tempat.  
Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak  tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan. 
c)  Hubungan tanaman  
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah :  
Ø  Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat ) 
Ø  Hubungan tanaman empat persegi panjang. 
Ø  Hubungan tanaman 2 baris.
d)  Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang.  
Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2 -3 batang  
e)  Kedalaman penanaman bibit  
Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3 -4 cm.  
f)  Cara menanam  
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara serentak.
e.    Pemeliharaan 
Meliputi :  
a)      Penyulaman dan penyiangan 
b)      Pengairan  
c)      Pemupukan 
d)     Penyulaman dan penyiangan.  
Ada beberapa hal Yang harus diperhatikan dalam penyulaman :  
Ø  Bibit yang digunakan harus jenis yang sama 
Ø  Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu 
Ø  Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.  
Ø  Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.  
b.  Pengairan  
Pengairan disawah dapat dibedakan :  
Ø  Pengairan secara terUs menerus  
Ø  Pengairan secara piriodik  
c.  Pemupukan  
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa : 
Ø  Pupuk alam ( organik )  
Ø  Pupuk buatan ( an organik )  
Dosis pupuk yang digunakan :  
Ø  Pupuk Urea 250 -300 kg / ha 
Ø  Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha 
Ø  Pupuk KCI 50 -100 kg / ha  
Ø  Atau disesuaikan dengan analisa tanah
f.  Pengendalian Hama dan Penyakit
a.  Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona                    
 b.Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
c. Wereng
            penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
d.Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA

III. PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Padi memiliki morfologi diantara lain terdapat akar, batang, daun, bunga dan buah/malai. Dimana padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Kingdom: Plantae (Tumbuhan), Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga),  Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil), Sub Kelas: Commelinidae, Ordo: Poales, Famili: (suku rumput-rumputan), Spesies: Oryza sativa L.
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa  dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.  




DAFTAR PUSTAKA
http://www.mamud.com/Docs/budi_daya_padi_sawah.pdf
readmore...

widgeo.net