Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sedikit pengetahuan tentang "TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PADI" yang berasal dari beberapa sumber-sumber informasi dan literatur yang kemudian di rangkum dalam suatu format makalah yang dibuat sebagai tugas mata kuliah saya. berikut susunan dari makalah tersebut, semoga dapat membantu dan menambah tinjauan pustaka dan literatur pembaca.
MAKALAH TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PADI
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Padi
(oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di
Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat
ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan
menanam padi di sawah.
Sistem
penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara
sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak,
pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, kerbau atau melalui pencangkulan oleh
manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa
tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. Selanjutnya tanah dilumpurkan
dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5
hari menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara
pengolahan sawah seperti di atas (yang sering disebut pengolahan tanah
sempurna, intensif atau konvensional) banyak kelemahan yang timbul penggunaan
air di sawah amatlah boros. Padahal ketersediaan air semakin terbatas. Selain
itu pembajakan dan pelumpuran tanah yang biasa dilakukan oleh petani ternyata
menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa air irigasi.
Hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.
Padi merupakan
tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang tanaman ini
tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi
ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhannya.
Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau ladang.
Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan airnya harus terpenuhi.
1.2 Rumusan masalah
Dalam pembahasan makalah kali ini, ada beberapa
topik yang menjadi masalah dalam makalah ini, yakni:
a.
Bagaimana sejarah tanaman padi?
b.
Klasifikasi tanaman padi?
c.
Morfologi tanaman padi?
d.
Bagaimana budidaya tanaman padi?
1.3
Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca bisa lebih mengetahui sejarah hingga teknik budidayanya.
II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Tanaman Padi
Padi
termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah
tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia.
Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig
dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu
Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang
ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza
sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah
tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan
basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman
padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan
Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
2.2 Klasifikasi Tanaman Padi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan
biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu /
monokotil)
Sub
Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : (suku rumput-rumputan)
Spesies : Oryza sativa L.
2.3 Morfologi
Tanaman Padi.
a.
Akar
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang
berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam
tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat
dibedakan atas :
a) Radikula; akar yang tumbuh
pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon
akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga
terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga
terbentuk batang dan daun.
b) Akar serabut (akaradventif);
setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c) Akar rambut ; merupakan
bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan
saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan
air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk
dan panjangnya sama dengan akar serabut.
d) Akar tajuk (crown roots) ;adalah
akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan
letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam.
Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah
berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami
perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar
yangmasih muda berwarna putih.
b.
Batang.
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae
dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung
kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku.
Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang.
Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada
ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah
yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg
dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek
menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi
daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun
kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut
daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera,
di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah
merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6
mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah
kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut
tunasorde pertama.
c.
Daun.
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan
mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya.
Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang
menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun
bagian-bagian daun padi adalah :
a) Helaian daun ; terletak pada batang
padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar
helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b) Pelepah daun (upih) ;merupakan
bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi
dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c) Lidah daun ; lidah daun terletak
pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda,
tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi
lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun
(upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media
air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan
coleoptile. Koleopti lkeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus
sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun
pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun
bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera
merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih
lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi
mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada
batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya.
Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang
waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
d. Bunga
Sekumpulan
bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai.
Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu
utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai
tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu
utama pada ruas buku yang terakhir inilah biasanya panjang
malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran
yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan
malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar
antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat
mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen
tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang
artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang
diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala
sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai
putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada
umumnya putih atau ungu (DepartemenPertanian, 1983).
Komponen-komponen
(bagian) bunga padi adalah:
a)
kepala sari
b)
tangkai sari,
c)
palea (belahan yang besar),
d)
lemma (belahan yang kecil),
e)
kepala putik,
f)
tangkai bunga.
e. Buah
Buah
padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan
biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi
setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain
yang membentuk sekam atau kulit gabah
2.4 Teknik Budidaya
Teknik bercocok tanam yang baik
sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini
harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu
bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus
dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari
serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
a. Syarat Tumbuh
Tanaman padi
dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air.
Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi
selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
Tinggi
tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang
baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi
pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam
jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
b. Persemaian
Membuat
persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian
memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini
akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus
benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang
sehat dan subur dapat tercapai.
a. Penggunaan
benih
- Benih
unggul
-
Bersertifikat
- Kebutuhan benih
25 -30 kg / ha
b. Persiapan
lahan untuk persemaian
- Tanah
harus subur
- Cahaya
matahari
-
Pengairan
- Pengawasan
c. Pengolahan
tanah calon persemaian
- Persemaian
kering
- Persemaian
basah
- Persemaian
sistem dapog
d. Penaburan
benih
Perlakuan sebagai
upaya persiapan Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung,
melayang harus dibuang agar terjadi
proses tisiologis
Proses
tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat
berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses
tisiologis
Lama
perendaman benih , Benih
direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya
ditiriskan atau dietus ) Lamanya pemeraman, Benih diperam
selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan
menebar benih, Hal- hal yang hams diperhatikan
dalam menebar benih adalah :
- Benih
telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
- Benih
tersebar rata
- Kerapatan
benih harus sama
e.
Pemeliharaan persemaian
1. Pengairan
Pada
pesemaian secara kering
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara
mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi
perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal
ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan
menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu /rumput.
Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor yang
memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara
basah.
Pada pesemaian basah
Pengairan
pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bedengan digenangi air selama 24 jam
- Setelah genagan itu berlangsung selama
24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan macak-macak (nyemek-nyemek),
kemudian benih mulai bisa disebar Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan
air menjadi macakmacak ini, dimaksudkan agar benih yang disebar dapat
merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah.
- Benih tidak busuk akibat genagan air
- Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen
langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat
- Benih mendapat sinar matahari secara
langsung
Agar benih dalam bedengan tidak
hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila akan
terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak hanyut.
Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan bibit dari
pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan.
2. Pemupukan
dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan /
anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih
dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur
tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.
c. Persiapan dan Pengolahan Tanah
Sawah
Pengolahan
tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga
memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman.
Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a)
Pembersihan
b)
Pencangkulan
c)
Pembajakan
d)
Penggaruan
a. Pembersihan
Selokan-selokan perlu
dibersihkan Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
b. Pencangkulan
Perbaikan pematang dan petak sawah
yang sukar dibajak
c. Membajak
Ø Memecah
tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah
Ø Membalikkan
tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk.
Ø Proses
pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
d. Menggaru
Ø Meratakan
dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
Ø Pada saat
menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
Ø Selama
digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut
terbawa air keluar
Ø Penggaruan
yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan ¾ Permukaan tanah
menjadi rata ¾ Air yang merembes kebawah menjadi berkurang
Ø Sisa tanaman
atau rumput akan terbenam ¾ Penanaman menjadi mudah ¾ Meratakan
pembagian pupuk dan pupuk terbenam
d. Penanaman
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan
sebelumnya adalah :
a) Persiapan
lahan
b) Umur bibit
c) Tahap
penanaman
a. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara
yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
b. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai
dengan jenis padi, bib it tersebut segera dapat dipindahkan dengan cara
mencabut bibit
c. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi
2 bagian yaitu
1. Memindahkan bibit
2. Menanam
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum
17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam) dapat segera dipindahkan
kelahan yang telah disiapkan.
Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah
:
Ø Bibit telah
berumur 17 -25 hari
Ø Bibit
berdaun 5 -7 helai
Ø Batang
bagian bawah besar, dan kuat
Ø Pertumbuhan
bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
Ø Bibit tidak
terserang hama dan penyakit Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang
baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan.
2) Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal
yang harus diperhatikan adalah :
a) Sistim
larikan ( cara tanam )
b) Jarak tanam
c) Hubungan
tanaman
d) Jumlah
tanaman tiap lobang
e) Kedalam
menanam bibit
f) Cara
menanam
a) Sistim larikan ( cara tanam )
Ø Akan
kelihatan rapi
Ø Memudahkan
pemeliharaan terutama dalam penyiangan
Ø Pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
Ø Dan
perlakuan-perlakuan lainnya
b) Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman
padi, tergantung pada :
1. Jenis
tanaman
2. Kesuburan
tanah
3. Ketinggian
tempat / musim
1.Jenis
tanaman
Jenis padi tertentu dapat
menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam
yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit
memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
2. Kesuburan
tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman
padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau
tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada
perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak
tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak
tanam padah tanah yang jurang subur. 3.Ketinggian
tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian
tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih
rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat
dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x
20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
c) Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan
jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering
diterapkan ialah :
Ø Hubungan
tanaman bujur sangkar ( segi empat )
Ø Hubungan
tanaman empat persegi panjang.
Ø Hubungan
tanaman 2 baris.
d) Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang.
Bibit tanaman yang baik sangat
menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara
2 -3 batang
e) Kedalaman penanaman bibit
Bibit yang ditanam terlalu dalam /
dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik
3 -4 cm.
f) Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan
menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam.
Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara
serentak.
e.
Pemeliharaan
Meliputi :
a) Penyulaman
dan penyiangan
b) Pengairan
c) Pemupukan
d) Penyulaman dan
penyiangan.
Ada beberapa hal Yang harus
diperhatikan dalam penyulaman :
Ø Bibit yang
digunakan harus jenis yang sama
Ø Bibit yang
digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
Ø Penyulaman
tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.
Ø Selain
tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.
b. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
Ø Pengairan
secara terUs menerus
Ø Pengairan
secara piriodik
c. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi
kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses
pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa :
Ø Pupuk alam (
organik )
Ø Pupuk buatan
( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
Ø Pupuk Urea
250 -300 kg / ha
Ø Pupuk SP 36
75 -100 kg / ha
Ø Pupuk KCI 50
-100 kg / ha
Ø Atau
disesuaikan dengan analisa tanah
f. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Hama
putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit,
kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat
menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan
bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR
atau Pestona
b.Padi
Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna
kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah
tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
c. Wereng
penyerang
batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung
putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau
(Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan
dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering,
sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi
kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan
wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan
lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah;
(2) penyemprotan BVR
d.Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan
tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi
berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak,
peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami
seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Padi memiliki morfologi diantara lain
terdapat akar, batang, daun, bunga dan buah/malai. Dimana padi termasuk
genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik
dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Kingdom: Plantae (Tumbuhan), Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas: Liliopsida (berkeping
satu / monokotil), Sub Kelas: Commelinidae, Ordo: Poales, Famili: (suku rumput-rumputan), Spesies: Oryza sativa L.
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak
dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses
pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama
harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang
sering kali menurunkan produksi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.mamud.com/Docs/budi_daya_padi_sawah.pdf